Senin, Januari 04, 2010

QUANTUM LEARNING



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertama kali Quantum Learning diperkenalkan di Sekolah Bisnis Burklyn pada tahun 1970. Bertempat di rumah megah bukit tinggi hijau di daerah Vermont yang mengajarkan materi-materi konvensional seperti pemasaran, negosiasi, dan akunting, tetapi tidak dengan cara pembelajaran yang konvensional. PembelajAran yang diambil adalah dengan mendekati materi-materi yang diajarkan sebagai pengalaman menyeluruh, bukan sekedar materi yang harus dicerna dan dimuntahkan kembali. Dan pengalaman belajaran ini dapat diterapkan pada kehidupan nyata, bukan semata-mata bersifat akademis atau teoritis. Dalam sekolah ini setiap siswa di sekolah bukan sekear murid dalamkehidupan ini, hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar.
Metode Quantum Learning adalah suatu metode belajar yang menyenangkan, dimana peserta didik akan merasa nyaman tidak tegang dalam keadaan situasi belajar. Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup.
Untuk itu kami sebagai pemakalah akan menyajikan tentang Quantum Learning, sehingga dengan mengetahuinya kita dapat mengamalkannya dalam kegiatan belajar. Sehingga dengan terwujudnya belajar yang menyenangkan akan terwujud pengajaran atau efektifitas dan efisiensi pengajaran.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Quantum Learning?
2. Apakah Pengertian Quantum Learning?
3. Apakah Prinsip Quantum Learning?
4. Apa sajakah Strategi quantum Learning?

C. Tujuan Perumusan Masalah
1. Mengetahui Sejarah Quantum Learning
2. Memahami Pengertian Quantum Learning
3. Mengetahui Prinsip Quantum Learning
4. Memahami Strategi Quantum Learning
BAB II
QUANTUM LEARNING
A. Sejarah Quantum Learning
Musim panas, Juli 1982. Enampuluh empat anak muda berkumpul di perkemahan yang digelar di Kirkwood Ski Resort, di dekat Danau Tahoe, California. Mereka ada di sana bukan untuk sekadar bersenang-senang, melainkan untuk mengikuti program belajar efektif. Bobbi DePorter dan Eric Jensen sedang menjelaskan metode belajar baru yang diramu dari berbagai penemuan ilmiah kepada peserta perkemahan.
Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup. Hasilnya demikian impresif. Setelah mengikuti perkemahan selama sepuluh hari, motivasi belajar peserta meningkat, nilai belajar di sekolah semakin tinggi, mereka lebih percaya diri, harga diri meningkat, dan ketrampilan belajar pun berkembang.
Dari sukses itulah, kegiatan SuperCamp kemudian diadakan di berbagai tempat melalui Learning Forum, yang pada tahun ini tepat berusia 20 tahun. Learning Forum didirikan oleh DePorter bersama Jensen, namun kemudian Jensen keluar dan posisinya digantikan oleh Joe Chapon. Dalam waktu dua dekade ini SuperCamp telah meluluskan lebih dari 25 ribu peserta dalam kegiatan yang diadakan di 50 negara bagian AS dan 70 negara lain.
Programnya pun berkembang dengan peserta berusia 9-24 tahun dan menghabiskan 8-10 hari di perkemahan. Teknik-teknik yang dipelajari juga kian inovatif, seperti teknik membaca kuantum, teknik menulis cepat dan tepat, memecahkan masalah secara kreatif, strategi belajar di perguruan tinggi, teknik mengingat, teknik menguasai matematika, dan ketrampilan hidup. DePorter menamai temuannya ini Quantum Learning --meminjam istilah dalam fisika, kuantum, dan menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki manusia itu ibarat kuantum yang dapat diubah menjadi energi yang dahsyat.
Jadi, menurut DePorter, manusia pada dasarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk melampaui kemampuan yang ia perkirakan. Ini karena manusia memiliki potensi yang belum tergali, apalagi terasah. Untuk menggali potensi itu, menurut DePorter, lingkungan mesti mendukung agar proses belajar berlangsung mudah, menarik, dan menyenangkan. "Rasa aman dan saling percaya di antara murid dan guru merupakan hal esensial bagi proses belajar," tutur DePorter. Lingkungan itulah yang dimodelkan dalam SuperCamp.
Program ini bertumpu pada asumsi bahwa setiap orang memiliki potensi besar dan dapat berhasil baik di sekolah maupun dalam kehidupan --jika diberi peranti dan keyakinan untuk belajar dan tumbuh-berkembang, bahwa anak yang memiliki harga diri (self-esteem) positif akan belajar sangat cepat dan efektif. DePorter mengembangkan teknik untuk membantu menggempur kendala yang menghalangi seseorang untuk meraih sukses, seperti motivasi yang rendah, harga-diri yang kerdil, serta prestasi yang minim.
Potensi besar itulah yang kerap terpenjara oleh ruang-ruang kelas di sekolah. Mengutip Sandy MacGregor, dalam Piece of Mind, seorang jenius baru memanfaatkan kemampuan otaknya sebesar 5-6 persen saja, sedangkan orang-orang biasa baru memanfaatkan 4-5 persennya. Pada orang biasa, potensi itu tak tergali antara lain karena proses belajar di ruang-ruang kelas tertangk7ap sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan.
Banyak pelajar menganggap ruang kelas sebagai penjara, karena proses belajar yang tidak menyenangkan. Duduk berjam-jam mencurahkan perhatian dan pikiran pada mata pelajaran tak ubahnya duduk di atas bara api. Belajar dirasakan sebagai beban dan tidak nyaman. Bahkan, kata Bobbi DePorter, "Pada akhir sekolah dasar, kata belajar dapat membuat banyak siswa tegang dan takut." Yang terjadi ialah anak menghambat pengalaman belajarnya secara terpaksa karena mengalami kebuntuan belajar (learning shutdown).
Itulah yang diubah oleh DePorter melalui proyek SuperCamp-nya. Dengan metode belajar yang diramunya dari sejumlah metode yang ada lebih dulu, DePorter mengubah proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana, dan efektif. Lingkungan yang suportif akan membangkitkan harga diri siswa, sebaliknya kritik tajam akan "membunuh" proses belajar.

B. Pengertian Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.

C. Prinsip Quantum Learning
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang.
Selanjutnya Bobbi DePorter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka menafsirkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
D. Strategi Quantum Learning
• Kekuatan Pikiran Anda yang tak Terbatas
Manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan. Dan kita mempunyai alat-alat yang kita perlukan untuk memuaskannya. Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”
• Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku)
AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. AMBAK ini berkaitan dengan minat apa yang kita miliki. Mengasah minat kita harus berusaha agar yang kita harapkan terlaksana, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.
• Menata Pentas : Lingkungan belajar yang Tepat
Semua ini bergantung kepada kita, maka kita harus dengan pandai mengubah tempat belajar. Mengubah tempat ini menjadi tempat yang optimal, sehingga cocok dengan kita. Seperti: ciptakan suasana yang santai, gunakan music supaya terasa santai dan konsentrasi, ciptakan dan sesuaikan jenis music dengan suasana hati kita, gunakan pengingat-pengingat visual untuk mempertahankan sikap positif. Berinteraksilah dengan lingkungan sehingga menjadi pelajar yang lebih baik.
• Memupuk Sifat Juara : Apa yang akan Anda lakukan Jika Anda Tahu Anda Tak Mungkin Gagal?
Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Sikap ini yaitu berfikir dalam diri kita sikap menang-menang. Dan mengambil setiap kegagalan sebagai umpan balik untuk meraih keberhasilan. Sikap ini memperhatikan hal-ha, seperti : memahami kegagalan sebagi keberhasilan tertunda, mencari perbincangan untuk menciptakan motivasi yang kuat, atasi rintangan dengan membekali diri dengan pesan-pesan positif, kendalikan kerangka pikiran dengan mengendalikan ekspresi tubuh dan wajah.
• Menemukan Gaya Belajar Anda
Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana anda menyerap, lalu mengatur, dan mengolah inormasi.Michael Gerinder mengajarkan cara-cara belajar, ia mencatat tiga kuncibyang vukup efektif yaitu : visuan (melihat), audiotorial (mendengar) dan kinestetik (bergerak). Pilihlah dari ketiga ini, manakah yang cocok dengan kepribadian anda.
• Teknik Mencatat Tingkat Tinggi
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Alasannya mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Tujuan dari mencatat akan membuka mengingat apa yang tersimpan dalam memori anda.
• Menulis dengan penuh Percaya Diri
Menulis adalah aktifitas seluruh otak menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan kiri (logika). Pada dasarnya kita semua adalah penulis. Di suatu tempat di dalam diri setiap manusia ada jiwa yang unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan mendalam karena mencaritakan suatu kisah., bagaimana melakukan sesuatu, atau sekedar berbagi rasa dan pikiran.. dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, untuk mengkomunikasikan piiran dan pengalaman kepada orang lain, paling tidak untuk mengetahui siapa diri kita.
• Upayakan Keajaiban-keajaiban Memori Anda
Setiap pengalaman adalah keajaiban, dan kita tidak boleh melupakannya. Oleh karena itu hargailah setiap pengalaman itu. Ingatlah kejadian-kejadian itu. Dengan mengingat masa lalu akan meningkatkan gairah untuk menghadapi masa sekarang.
• Melaju dengan Kekuatan Membaca
Kita harus menggiatkan membaca setiap informasi. Pikirkan tentang bahan bacaan lain
Yang merupakan bagian dari hidup, majalah, novel, surat-surat sampah, proposal, diktat, dan bulletin. Jika kita membaca semua ini maka kita tidak ada waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Dengan membaca semua informasi pikiran kita akan memahami, memilah, dan menyimpan segala jenis informasi.
• Berfikir Logis, Berfikir Kreatif
Orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain. Betapapun besarnya perhatian terhadap kreativitas, kebanyakan kreativitasn terwujud cukup sederhana. Hal itu hamper-hampir tak terlihat oleh peradaban, walaupun dalam beberapa hal kecil telah membuat hidup kita sedikit lebih nyaman.
Luangkan waktu untuk mengingat beberapa situasi simana kita berhasil mencapai tujuan ketika situasinyantampak tidak memungkinkan. Kita terjatuh, atau terperangkap dalam suatu lingkaran yang tak pernah kita masuki sebelumnya. Tetapi kita dapat menemukan jalan. Itulah kreativitas.


BAB III
KESIMPULAN

Quantum Learning pertama kali diperkenalkan oleh Bobbi DePorter dan Eric Jensen di Sekolah Bisnis Burklyn pada tahun 1970. Bertempat di rumah megah bukit tinggi hijau di daerah Vermont yang mengajarkan materi-materi konvensional seperti pemasaran, negosiasi, dan akunting, tetapi tidak dengan cara pembelajaran yang konvensional.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas
Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni :
• ketrampilan akademis,
• prestasi fisik, dan
• ketrampilan hidup.
Hasilnya demikian impresif. Setelah mengikuti perkemahan selama sepuluh hari, motivasi belajar peserta meningkat, nilai belajar di sekolah semakin tinggi, mereka lebih percaya diri, harga diri meningkat, dan ketrampilan belajar pun berkembang.
Sedikitnya terdapat strategi quantum learning yang diajarkan yaitu : kekuatan pikiran anda tak terbatas, kekuatan AMBAK, menata pentas : lingkungan belajar yang tepat, memupuk sifat juara : apa yang akan anda lakukan jika anda tahu dan tak mungkin gagal?, menemukan gaya belajar anda, teknik mencatat tingkat tinggi, menulis dengan penuh percaya diri, upayakan keajaiban-keajaiban memori anda, melaju dengan kekuatan membaca, berfikir logis dan berfikir kreatif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar