Selasa, Januari 05, 2010

PROFESIONALISME DALAM KEPEMIMPINAN ISLAM


BAB II

A. Latar belakang
Inti kesuksesan suatu badan usaha atau lembaga public oada dasarnya terletak pada kepemimpinan manajer atau pimpinannya. Sekalipun organisasi itu baik, sarana-prasarana lengkap dll tetapi jika tidak dikelola dengan baik oleh manajer atau pimpinan maka tidak mungkin akan berhasil dalam sebuah lembaga tersebut.
Salah satu kesuksesan itu yang harus dimiliki oleh seorang leadership adalah sikap profesionalisme. Kenapa? Profesionalisme merupakan sikap dari seorang professional, dan professional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang disebutbprofesi yaitu segala pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagia hobi belaka. Jika profesi diartikan sebagai pekerjaandan isme sebagai pandangan hidup, maka professional dapat diartikan sebagai pandangan untuk selalu berfikir, berpendiriran, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja sepenuh hati, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi keberhasilan pekerjaannya.
Oleh karena itu, pemakalah akan mengupas tentang Profesionalisme dalam Kepemimpinan Islam. Sehingga kita kan mengetahui bagiamana pemimpin yang mempunyai sifat profesionalisme dalam menjaga amanahnya itu.
B. Perumusan masalah (Ruang Lingkup pembahasan)
1. Apakah itu?
2. Bagaimana?
3. Apa sajakah itu?

C. Tujuam Perumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Profesionalisme dan Kepemimpinan Islam
2. Untuk Memahami Hubungan profesionalisme dan Budaya
3. Untuk Mengetahui Nilai-nilai Islam yang Mendasari Profesionalisme Kepemimpinan


BAB I
PROFESIONALISME DALAM KEPEMIMPINAN ISLAM
A. Pengertian Profesionalisme dan Kepemimpinan
1. Profesionalisme
Kata professional berasal dari profesi yang artinya menurut Syafrudin Nurdin , sebagai suatu pekerjaan yang memberikan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatagn yang bermanfaat.
Sedangkan persyaratannya menurut Uzer Usman adalah :
• Menuntut adanya ketrampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam
• Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya
• Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai
• Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan
• Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan
• Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
• Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya
• Diakui oleh masyarakat, Karen amemang jasanya perlu dimasyarakatkan.
Dari pengertian diatas, bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan ketrampilan melalui ilmu pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan. Sifat profesinalisme ini digambarkan dalam al-Qur’an surat an-nisa : 84,
           
“Katakanlah:’tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing.’Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya”.
B. Kepemimpinan

                     •         
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Yang dimaksud dengan pemimpin adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar orang lain itu dengan sukarela. Dengan demikian setiap orang yang berfungsi memimpin, membimbing dan mengarahkan orang lain adalah seorang pemimpin
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya. Definisi kepemimpinan ini menunjukkan bahwa kemampuan seseorang sangat diutamakan. Kemampuan seseorang secara keseluruhan meliputi kesungguhan fisik, mental dan intelektualitasnya. Jadi, seseorang akan mampu memimpin jika ia mempunyai keunggulan, dengan begitu ia akan dipatuhi oleh orang-orang yang dipimpinnya .
Kepemimpinan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.. kepemimpinan merupakan kemampuan memepengaruhi orang lain sehingga melakukan suatu tindakan dengan sukarela untuk mencapai tujuan tertentu .
Menurut Mondy dan premeaux bahwa “Leadership or leading involves influencing others to do what the leader wants them to do.”Pendapat ini berarti menekankan adanya pengaruh yang diberikan kepada pemimpin terhadap anggota organisasi agar mereka melakukan suatu kegiatan yang diinginkan. Hal ini salah satu cara yang ditempuh oleh manajer pada suatu organisasi.
B. Hubungan Profesionalisme dan Budaya
Dewasa ini profesionalisme sering diidentifikasikan dengan materi atau uang. Banyak orang mengatakan, “saya kerja professional. Gaji saya sekian.”Mereka tidak pernah memikirkan hal-hal lainnya, padahal makna professional adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan. Gaji atau bayaran yang tinggi diperoleh oleh seseorang sebenarnya merupakan akibat dari pekerjaan yang silakukan dengan kesungguhan, optimal, dan tidak sal-asalan.
Pada ayat al-ira diatas tadi, dikemukakan bahwa setiap orang beramal dan berbuat sesuai dengan kemampuannya sesuai dengan kemampuannya. Srtinya, seseorang harus bekerja dengan penuh ketekunan dengan mencurahkan seluruh keahliannya. Jika seorang bekerja sesuai dengan kemampuannya, maka akan melahirkan hal-hal yan optimal.
Profesinalisme akan dapat dibangun jika tercipta budaya yang kondusif. Ada hubungan erat dengan budaya dengan profesionalisme. Seseorang akan bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai seorang professional, jika ia berada dalam suasana dan lingkungan kerja yang kondusif. Jika seorang bekerja dalam suasana yang tertekan maka tidak mungkin ia bekerja dengan profesional
Tidak mungkin seseorang bekerja secara professional jika pemimpinnya tidak pernah memberikan pernyataan penghargaan. Penghargaan atau penghormatan bagi bawahan harus diusahakan agar menjadi sebuah budaya yang akhirnya melahirkan kesungguhan. Jika seorang telah bekeja dengan sungguh-sungguh, biasanya ia telah professional dibidang yang digelutinya. Ia mengerti apa yang harus dilakukan dan mengetahui apa yang harus dilakukannya dan juga tahapan-tahapan untuk melakukannya, itulah yang dilakukan seorang professional/
Pengertian professional bukanlah suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedndirinya tanpa memerlukan seasana. Bukan berarti jika seseorang telah ahli, maka dapat diartikan ia bekerja secara professional. Orang akan bekerja menurut kehaliannya, dan berusaha dengan semaksimal mungkin di bidangnya jika didukung oleh suasana kerja yang baik.
C. Nilai-nilai yang Mendasari Profesionalisme Kepemimpinan
Ajaran Islam sebagai agama universal sangat kayak an pesan-pesan yang mendidik bagi muslim untuk menjadi umat terbaik, menjadi kholifah, yang mengatur dengan baik bumi dan isinya. Pesan-pesan itu sangat mendorong kepada setiap muslim untuk berbuat dan bekerja secara professional, yakni bekerja dengan benar, optimal, jujur, disiplin dan tekun.
Akhlak Islam yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, memiliki sifat-sifat yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan profesionalisme. Ini dapat dilihat pada pengertian sifat-sifat akhlak nabi, yaitu :
• Sifat kejujuran (shidiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting untuk membangun profesionalisme. Hamper semua usaha yang dikerjakan bersama menjadi lancer, karena hilangnya kejujuran. Oleh Karena itu kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Dan sifat ini pula yang selalu diajarkan oleh Islam melalui Al-qur’an dan sunah Nabi. Kegiatan yang dikembangkan di dunia organisasi, perusahaan dan lembaga modern saat ini sangat ditentukan oleh kejujuran. Begitu juga tegaknya Negara sangat ditentukan oleh sikap jujur para pemimpinnya. Ketika para pemimpinnya tidak jujur dan korup, maka Negara itu menghadapi problem nasional yang sangat berat, dan sangat sulit untuk membangkitkan kembali.
• Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap tanggungjawab juga merupakan sifat akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. Suatu perusahaan/organisasu/lembaga apapun pasti akan hancur bila orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak amanah.
• Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu cirri professional adalah sikap komunikatif dan transparan. Dengan sikap komunikatif, seorang penanggung jawab suatu pekerjaan akan dapat terjalin kerjasama dengan orang lain lebih lancer. Ia dapat juga meyakinkan rekanannya untuk melakukan kerjasama atau melaksanakan visi dan misi yang disampaikan. Sementara dengan sikap transparan. Kepemimpinan di akses semua pihak tidak ada kecurigaan, sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah organisasi akan berjalan lebih lancer, serta mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
• Sikap cerdas (fathonah). Dengan kecerdasannya seorang professional akan dapat melihat dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan yangcerdasa akan cepat dan tepat dalam memahami problematika yang ada di lembaganya. Ia akan cepat memahami aspirasi anggotannya, sehingga setiap peluang dapat segera dimanfaatkan secara optimal dan problem dapat dipecahkan dengan cepat dan tepat sasaran.
Di samping itu, masih terdapat pula nilai-nilai Islam yang dapat mendasari pengembangan profesionalisme, yaitu :
• Bersikap positif dan bersikap positif (khusnudzon). Berfikir positif akan mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini disebabkan dengan bersikap dan berfifikr positif mendorong seseorang untuk berfikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Khusnudzon tersebut, tidak saja ditujukan kepada sesame kawan dalam bekerja, tetapi yang paling utama adalah bersikap dan bersikap positif kepada Allah SWT. Dengan pemikiran tersebut, seseorang akan lebih bersikap objektif dan optimistic. Apabila ia berhasil dalam usahanya tidak menjadi sombong dan lupa diri, dan apabila gagal tidak mudah putus asa, dan menyalahkan orang lain. Sukses dan gagal merupakan pelajaran yang harus diambil untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, dengan selalu bertawakal kepada Allah SWT.
• Memperbanyak shilaturahim. Dalam Islam kebiasaan shilaturahim merupakan bagian ari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi, shilaturahim sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi saling belajar.
• Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu, Al-qur’an menegaskan makna waktu bagi kehiupan manusia.
• Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan, mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegiatan dengan tepat sasaran.sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan efisien.
• Memberikan upah secara tepat dan cepat. Ini sesuai dengan hadits Nabi, yang mengatakan berikan upah kadarnya, akan mendororng seseorang pekerja atau pegawai dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya secara tepat pula. Sementara apabila upah ditunda, seorang pegawai akan bermalas-malas karena dia harus memikirkan beban kebutuhannya dan merasa karya-karyanya tidak dihargai secara memadai.







BAB III
KESIMPULAN
Inti kesuksesan suatu badan usaha atau lembaga public oada dasarnya terletak pada kepemimpinan manajer atau pimpinannya. Sekalipun organisasi itu baik, sarana-prasarana lengkap dll tetapi jika tidak dikelola dengan baik oleh manajer atau pimpinan maka tidak mungkin akan berhasil dalam sebuah lembaga tersebut.
Profesionalisme dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memberikan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk di implementasikan dalam berbagai kegiatagn yang bermanfaat.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain agar mau diajak untuk melaksanakan kehendaknya atau gagasannya. Definisi kepemimpinan ini menunjukkan bahwa kemampuan seseorang sangat diutamakan. Kemampuan seseorang secara keseluruhan meliputi kesungguhan fisik, mental dan intelektualitasnya. Jadi, seseorang akan mampu memimpin jika ia mempunyai keunggulan, dengan begitu ia akan dipatuhi oleh orang-orang yang dipimpinnya.
Pada prinsifnya modal yang harus dimiliki oleh sikap profesionalisme dalam kepemimpinan sedikitnya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut :
• Sikap kejujuran (shiddiq)
• Sifat tanggungjawab (amanah)
• Sifat komunikatif (tabligh)
• Sifat cerdas (fathonah).




DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’anul Karim
Hafidhuddin, Didin. Dan Henri Tanjung. Manajemen Syari’ah dalam Praktik. Gema Insani. Jakarta. 2003.
Mochtar Effendy, EK. Manajemen Suatu Pendekatan berdasarkan Ajaran Islam. PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 1986.
Muhammad, Uzer Usman. Menjadi guru professional. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Nurdin, Syarifudin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Ciputat Press. Jakarta
Syafarudin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. PT. Ciputat Press. Jakarta. 2005

INTERNET SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini merupakan salah satu dampak perkembangan dalam bidang Teknologi Informasi(TI). Perkembangan TI tidak dapat lepas dari teknologi komputer . Hal ini ditunjukkan oleh pesatnya perkembangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta aplikasinya dalam berbagai bidang seperti pendidikan, dunia usaha dan perkantoran. Salah satu perkembangan teknologi komputer adalah teknologi jaringan komputer dan internet. Teknologi ini mampu menyambungkan hampir semua komputer yang ada didunia sehingga bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi. Bentuk informasi yang dapat ditukar dapat berupa data teks, gambar,gambar bergerak dan suara.
Dalam membangun SDM dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengikuti (update) perkembangan aplikasi IPTEK didunia Industri agar lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dari fakta tersebut salah satu cara untuk mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang cepat adalah selalu akses informasi yang up to date dan semua itu dapat di dapat melalui internet.
Sehingga kita sebagai sebagai pendidik perlu memahami Internet Sebagai Pusat Belajar, dengan memahaminya pendidik dalam menjalankan IT ini dengan tepat sasaran terhadap anak didik.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Internet itu?
2. Apakah Pengertian Internet itu?
3. Bagaimana cara pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar?
4. Apakah Dampak menggunakan e-Learning/internet Sebagai Pusat Sumber belajar?
C. Tujuan Perumusan Masalah
1. Mengetahui Sejarah Internet
2. Memahami Pengertian Internet
3. Mengetahui Bagaimana cara pemanfaatan Internet Sebagai Pusat Sumber Belajar







BAB II
INETRNET SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR
A. Sejarah Internet
Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau World Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.

B. Pengertian Internet
Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian (www.wikipedia.com). Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global (www.jurnal-kopertis4.org). Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi (usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya (www.andhika.com).
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.

C. Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar
Fred S Keller, teknologi pendidikan era tahun 1960-an mengkritik penerapan metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perharian peserta didik. Menurut dia, peserta didik harus diberi akses yang lebih luas dalam menentukan apa yang ingin mereka pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Dikatakannya pula bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar (www.kompas.com).
Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi pembelajaran yang cocok untuk anak didiknya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.
Proses Belajar adalah proses untuk merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka didalam belajar terdapat informasi (pengetahuan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh informasi harus dicari dari sumber-sumber informasi. Salah satu sumber informasi adalah internet. Internet adalah pusat informasi yang multi bidang. Semua aspek kehidupan baik yang berdampak positif maupun negative dapat diakses dan diperoleh dari internet. Oleh karena itu dalam pemanfaatan internet seorang pengajar harus memiliki filter keimananan serta moralitas yang baik untuk menyeleksi informasi yang akan kita peroleh.
D. Dampak menggunakan e-Learning/internet diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menghemat waktu proses belajar mengajar dan biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku).
E-Learning atau internet bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning atau internet secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning atau internet untuk umum. E-Learning atau internet bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
b. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
E-Learning atau internet memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara instruktur dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
c. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan Informasi dan Teknologi.
E-Learning atau internet disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar, pembelajar pun bisa belajar kapan saja maupun dimana saja.
d. Mengurangi dampak lingkungan.
E-Learning atau internet memungkinkan manusia untuk menghindari perjalanan, sehingga mengurangi karbon dari keseluruhan output sampingan dari kendaraan. Tambahan lagi, lingkungan virtual juga memungkinkan beberapa pengurangan variable lain seperti pengurangan penggunaan kertas, artinya tanpa menggunakan kertas untuk catatan, ujian, penilaian maupun data lainnya yang dapat mengurangi penebangan pohon demi pembuatan kertas yang mengakibatkan pemanasan global bagi bumi yang kita cintai.
Dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari internet sesuai kebutuhan informasi yang ingin diperoleh. Namun efek-efek negative internet pun harus diwaspadai seperti penyebaran virus komputer, pornografi, plagiat, penipuan dan pencurian dsb. Segala fasilitas fasilitas untuk memperoleh informasi sudah tersedia dii Internet, tergantung bagaimana kita mampu memanfaatkannya untuk kebutuhan kita.























BAB III
KESIMPULAN

E-Learning atau internet diperkenalkan pada tahun 1967 yang pada awalnya hanya diperuntukkan untuk pertahanan keamanan Amerika, namun seiring berjalankan waktu internet digunakan dalam berbagai bidang, diantaranya di dalam dunia pendidikan.
Internet berasal dari kata inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian. Proses Belajar adalah proses untuk merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Maka didalam belajar terdapat informasi (pengetahuan) yang harus diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh informasi harus dicari dari sumber-sumber informasi.
Salah satu sumber informasi adalah internet. Internet adalah pusat informasi yang multi bidang. Semua aspek kehidupan baik yang berdampak positif maupun negative dapat diakses dan diperoleh dari internet. Oleh karena itu dalam pemanfaatan internet seorang pengajar harus memiliki filter keimananan serta moralitas yang baik untuk menyeleksi informasi yang akan kita peroleh.
Dengan adanya e-learning atau internet sebagai pusat belajar di sekolah dapat memudahkan pendidik dalam mencapaikan pengajarannya. Namun tidak dapat dipungkiri adanya dampak negative yang ditimbulkan. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama pihak sekolah, keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan internet sebagai pusat informasi.










DAFTAR PUSTAKA


Anonim. (2005). Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. www.jurnal-kopertis4.org.
Andhika. (2005). Apa itu Internet ? (www.andhika.com).
Arif A Mangkoesapoetro. (2004). Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Di Tingkat Persekolahan. (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html).
Marsell Ruben Payong. (2005). Good Bye Teacher. (www.kompas.com).

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah para upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.
Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan. Oleh karena itu dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian (controlling). Di samping itu, manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Manjamen dan Perpustakaan?
2. Apakah unsur-unsur Perpustakaan itu?
3. Apakah Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan?
4. Apa sajakah Jenis – Jenis Perpustakaan itu?
5. Bagaimana Peranan Perpustakaan?
C. Tujuan Perumusan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manjamen dan Perpustakaan
2. Untuk Memahami unsur-unsur Perpustakaan
3. Untuk Mengetahui Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
4. Untuk Memahami Jenis – Jenis Perpustakaan
5. Untuk Mengetahui Peranan Perpustakaan

BAB II
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN

A. Pengertian Manajemen
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan dengan rapi, benar tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Arah pekerjaan yang jelas, landasna yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai oleh Allah SWT. Sebenarnya manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyari’atkan dalam ajaran Islam.
Manajemen ini digambarkan didalam Al-Qur’an dalam surat ash-shaff : 4,
•          • 
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Kukuh dalam ayat ini bermakna adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Jika hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Dalam Al-qur’an surat At-Taubah : 71,
              •         •    
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Menurut para ahli barat G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Sedangkan menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscayaan, apalagi jika dilakukan dalam organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapi, akan dicapai hasil yang lebih baik daripada dilakukan secara individual.
B. Pengertian Perpustakaan
Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997). Selain itu banyak pakar yang mengartikan perpustakaan, diantaranya :
• Menurut kamus “ The Oxford English Dictionary”,kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.
• Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung,ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik,dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.
• Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
• Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “ pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan “.
• Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
C. Unsur-unsur Perpustakaan
Perkembangannya menempatkan perpustakaan menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pustakawan : Orang yang bekerja pada lembaga – lembaga perpustakaan atau yang sejenis dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
2. Kepustakaan : Bahan – bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya.
3. Ilmu Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas.
4. Kepustakawanan : Hal – hal yang berkaitan dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan.
D. Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan adalah :
Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.
Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia ( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.
Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.
Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat ( Long life education ).
E. Jenis – Jenis Perpustakaan
Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi :
• Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
• Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selanjutnya disebut Perpustakaan Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
• Perpustakaan Provinsi adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
• Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.
• Perpustakaan Umum : Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan umum terbagi atas : Perpustakaan Umum Kecamatan, adalah Perpustakaan yang berada di Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
• Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada di Desa/Kelurahan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing.
• Perpustakaan Khusus : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi- koleksi tokoh terkenal. Contohnya : Perpustakaan Bung Hatta. Perpustakaan lembaga Pendidikan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya : perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT, perpustakaan dapat dibagi kembali menjadi dua, yaitu : perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas. Perpustakaan Lembaga Keagamaan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga keagamaan. Contohnya : Perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja, dll.
• Perpustakaan Pribadi : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya : Perpustakaan keluarga.
F. Peranan Perpustakaan
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran – peran yang dapat dilakukan adalah :
• Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
• Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
• Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
• Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

BAB III
KESIMPULAN
Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah para upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.
Manajemen adalah proses pelakasanaan pencapaian tujuan tertentu yang diselenggarakan dengan pengawasan.
Georgy Terry Manajemen adalah pencapaian tujuan tertentu dengan menggunakan bantuan orang lain. Dalam Al-quran manajemen dijelaskan dalam surat ash-shaff : 4, ayat ini bermakna adanya sinergi yang rapi antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Jika hal ini terjadi, maka akan menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Perpustakaan Pengertian perpustakaan yang mutakhir ini telah mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustakan; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.












DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur’anul Karim
Hafidhuddin, Didin. Dan Henri Tanjung. Manajemen Syari’ah dalam Praktik. Gema Insani. Jakarta. 2003
Mochtar Effendy, EK. Manajemen Suatu Pendekatan berdasarkan Ajaran Islam. PT. Bhrata karya Aksara. Jakarta. 1986
Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. PT. Ciputat Press. Jakarta. 2005.
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1991.
Siregar, A. Ridwan. Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa. Medan : USU Press, 2004.

Senin, Januari 04, 2010

QUANTUM LEARNING



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertama kali Quantum Learning diperkenalkan di Sekolah Bisnis Burklyn pada tahun 1970. Bertempat di rumah megah bukit tinggi hijau di daerah Vermont yang mengajarkan materi-materi konvensional seperti pemasaran, negosiasi, dan akunting, tetapi tidak dengan cara pembelajaran yang konvensional. PembelajAran yang diambil adalah dengan mendekati materi-materi yang diajarkan sebagai pengalaman menyeluruh, bukan sekedar materi yang harus dicerna dan dimuntahkan kembali. Dan pengalaman belajaran ini dapat diterapkan pada kehidupan nyata, bukan semata-mata bersifat akademis atau teoritis. Dalam sekolah ini setiap siswa di sekolah bukan sekear murid dalamkehidupan ini, hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar.
Metode Quantum Learning adalah suatu metode belajar yang menyenangkan, dimana peserta didik akan merasa nyaman tidak tegang dalam keadaan situasi belajar. Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup.
Untuk itu kami sebagai pemakalah akan menyajikan tentang Quantum Learning, sehingga dengan mengetahuinya kita dapat mengamalkannya dalam kegiatan belajar. Sehingga dengan terwujudnya belajar yang menyenangkan akan terwujud pengajaran atau efektifitas dan efisiensi pengajaran.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Quantum Learning?
2. Apakah Pengertian Quantum Learning?
3. Apakah Prinsip Quantum Learning?
4. Apa sajakah Strategi quantum Learning?

C. Tujuan Perumusan Masalah
1. Mengetahui Sejarah Quantum Learning
2. Memahami Pengertian Quantum Learning
3. Mengetahui Prinsip Quantum Learning
4. Memahami Strategi Quantum Learning
BAB II
QUANTUM LEARNING
A. Sejarah Quantum Learning
Musim panas, Juli 1982. Enampuluh empat anak muda berkumpul di perkemahan yang digelar di Kirkwood Ski Resort, di dekat Danau Tahoe, California. Mereka ada di sana bukan untuk sekadar bersenang-senang, melainkan untuk mengikuti program belajar efektif. Bobbi DePorter dan Eric Jensen sedang menjelaskan metode belajar baru yang diramu dari berbagai penemuan ilmiah kepada peserta perkemahan.
Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup. Hasilnya demikian impresif. Setelah mengikuti perkemahan selama sepuluh hari, motivasi belajar peserta meningkat, nilai belajar di sekolah semakin tinggi, mereka lebih percaya diri, harga diri meningkat, dan ketrampilan belajar pun berkembang.
Dari sukses itulah, kegiatan SuperCamp kemudian diadakan di berbagai tempat melalui Learning Forum, yang pada tahun ini tepat berusia 20 tahun. Learning Forum didirikan oleh DePorter bersama Jensen, namun kemudian Jensen keluar dan posisinya digantikan oleh Joe Chapon. Dalam waktu dua dekade ini SuperCamp telah meluluskan lebih dari 25 ribu peserta dalam kegiatan yang diadakan di 50 negara bagian AS dan 70 negara lain.
Programnya pun berkembang dengan peserta berusia 9-24 tahun dan menghabiskan 8-10 hari di perkemahan. Teknik-teknik yang dipelajari juga kian inovatif, seperti teknik membaca kuantum, teknik menulis cepat dan tepat, memecahkan masalah secara kreatif, strategi belajar di perguruan tinggi, teknik mengingat, teknik menguasai matematika, dan ketrampilan hidup. DePorter menamai temuannya ini Quantum Learning --meminjam istilah dalam fisika, kuantum, dan menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki manusia itu ibarat kuantum yang dapat diubah menjadi energi yang dahsyat.
Jadi, menurut DePorter, manusia pada dasarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk melampaui kemampuan yang ia perkirakan. Ini karena manusia memiliki potensi yang belum tergali, apalagi terasah. Untuk menggali potensi itu, menurut DePorter, lingkungan mesti mendukung agar proses belajar berlangsung mudah, menarik, dan menyenangkan. "Rasa aman dan saling percaya di antara murid dan guru merupakan hal esensial bagi proses belajar," tutur DePorter. Lingkungan itulah yang dimodelkan dalam SuperCamp.
Program ini bertumpu pada asumsi bahwa setiap orang memiliki potensi besar dan dapat berhasil baik di sekolah maupun dalam kehidupan --jika diberi peranti dan keyakinan untuk belajar dan tumbuh-berkembang, bahwa anak yang memiliki harga diri (self-esteem) positif akan belajar sangat cepat dan efektif. DePorter mengembangkan teknik untuk membantu menggempur kendala yang menghalangi seseorang untuk meraih sukses, seperti motivasi yang rendah, harga-diri yang kerdil, serta prestasi yang minim.
Potensi besar itulah yang kerap terpenjara oleh ruang-ruang kelas di sekolah. Mengutip Sandy MacGregor, dalam Piece of Mind, seorang jenius baru memanfaatkan kemampuan otaknya sebesar 5-6 persen saja, sedangkan orang-orang biasa baru memanfaatkan 4-5 persennya. Pada orang biasa, potensi itu tak tergali antara lain karena proses belajar di ruang-ruang kelas tertangk7ap sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan.
Banyak pelajar menganggap ruang kelas sebagai penjara, karena proses belajar yang tidak menyenangkan. Duduk berjam-jam mencurahkan perhatian dan pikiran pada mata pelajaran tak ubahnya duduk di atas bara api. Belajar dirasakan sebagai beban dan tidak nyaman. Bahkan, kata Bobbi DePorter, "Pada akhir sekolah dasar, kata belajar dapat membuat banyak siswa tegang dan takut." Yang terjadi ialah anak menghambat pengalaman belajarnya secara terpaksa karena mengalami kebuntuan belajar (learning shutdown).
Itulah yang diubah oleh DePorter melalui proyek SuperCamp-nya. Dengan metode belajar yang diramunya dari sejumlah metode yang ada lebih dulu, DePorter mengubah proses belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, sederhana, dan efektif. Lingkungan yang suportif akan membangkitkan harga diri siswa, sebaliknya kritik tajam akan "membunuh" proses belajar.

B. Pengertian Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.

C. Prinsip Quantum Learning
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang.
Selanjutnya Bobbi DePorter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka menafsirkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
D. Strategi Quantum Learning
• Kekuatan Pikiran Anda yang tak Terbatas
Manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tak pernah terpuaskan. Dan kita mempunyai alat-alat yang kita perlukan untuk memuaskannya. Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”
• Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku)
AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. AMBAK ini berkaitan dengan minat apa yang kita miliki. Mengasah minat kita harus berusaha agar yang kita harapkan terlaksana, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.
• Menata Pentas : Lingkungan belajar yang Tepat
Semua ini bergantung kepada kita, maka kita harus dengan pandai mengubah tempat belajar. Mengubah tempat ini menjadi tempat yang optimal, sehingga cocok dengan kita. Seperti: ciptakan suasana yang santai, gunakan music supaya terasa santai dan konsentrasi, ciptakan dan sesuaikan jenis music dengan suasana hati kita, gunakan pengingat-pengingat visual untuk mempertahankan sikap positif. Berinteraksilah dengan lingkungan sehingga menjadi pelajar yang lebih baik.
• Memupuk Sifat Juara : Apa yang akan Anda lakukan Jika Anda Tahu Anda Tak Mungkin Gagal?
Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Sikap ini yaitu berfikir dalam diri kita sikap menang-menang. Dan mengambil setiap kegagalan sebagai umpan balik untuk meraih keberhasilan. Sikap ini memperhatikan hal-ha, seperti : memahami kegagalan sebagi keberhasilan tertunda, mencari perbincangan untuk menciptakan motivasi yang kuat, atasi rintangan dengan membekali diri dengan pesan-pesan positif, kendalikan kerangka pikiran dengan mengendalikan ekspresi tubuh dan wajah.
• Menemukan Gaya Belajar Anda
Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana anda menyerap, lalu mengatur, dan mengolah inormasi.Michael Gerinder mengajarkan cara-cara belajar, ia mencatat tiga kuncibyang vukup efektif yaitu : visuan (melihat), audiotorial (mendengar) dan kinestetik (bergerak). Pilihlah dari ketiga ini, manakah yang cocok dengan kepribadian anda.
• Teknik Mencatat Tingkat Tinggi
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Alasannya mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Tujuan dari mencatat akan membuka mengingat apa yang tersimpan dalam memori anda.
• Menulis dengan penuh Percaya Diri
Menulis adalah aktifitas seluruh otak menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan kiri (logika). Pada dasarnya kita semua adalah penulis. Di suatu tempat di dalam diri setiap manusia ada jiwa yang unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan mendalam karena mencaritakan suatu kisah., bagaimana melakukan sesuatu, atau sekedar berbagi rasa dan pikiran.. dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, untuk mengkomunikasikan piiran dan pengalaman kepada orang lain, paling tidak untuk mengetahui siapa diri kita.
• Upayakan Keajaiban-keajaiban Memori Anda
Setiap pengalaman adalah keajaiban, dan kita tidak boleh melupakannya. Oleh karena itu hargailah setiap pengalaman itu. Ingatlah kejadian-kejadian itu. Dengan mengingat masa lalu akan meningkatkan gairah untuk menghadapi masa sekarang.
• Melaju dengan Kekuatan Membaca
Kita harus menggiatkan membaca setiap informasi. Pikirkan tentang bahan bacaan lain
Yang merupakan bagian dari hidup, majalah, novel, surat-surat sampah, proposal, diktat, dan bulletin. Jika kita membaca semua ini maka kita tidak ada waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Dengan membaca semua informasi pikiran kita akan memahami, memilah, dan menyimpan segala jenis informasi.
• Berfikir Logis, Berfikir Kreatif
Orang kreatif selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain. Betapapun besarnya perhatian terhadap kreativitas, kebanyakan kreativitasn terwujud cukup sederhana. Hal itu hamper-hampir tak terlihat oleh peradaban, walaupun dalam beberapa hal kecil telah membuat hidup kita sedikit lebih nyaman.
Luangkan waktu untuk mengingat beberapa situasi simana kita berhasil mencapai tujuan ketika situasinyantampak tidak memungkinkan. Kita terjatuh, atau terperangkap dalam suatu lingkaran yang tak pernah kita masuki sebelumnya. Tetapi kita dapat menemukan jalan. Itulah kreativitas.


BAB III
KESIMPULAN

Quantum Learning pertama kali diperkenalkan oleh Bobbi DePorter dan Eric Jensen di Sekolah Bisnis Burklyn pada tahun 1970. Bertempat di rumah megah bukit tinggi hijau di daerah Vermont yang mengajarkan materi-materi konvensional seperti pemasaran, negosiasi, dan akunting, tetapi tidak dengan cara pembelajaran yang konvensional.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas
Ada tiga ketrampilan dasar yang mereka ajarkan dalam perkemahan yang kemudian dijuluki SuperCamp itu, yakni :
• ketrampilan akademis,
• prestasi fisik, dan
• ketrampilan hidup.
Hasilnya demikian impresif. Setelah mengikuti perkemahan selama sepuluh hari, motivasi belajar peserta meningkat, nilai belajar di sekolah semakin tinggi, mereka lebih percaya diri, harga diri meningkat, dan ketrampilan belajar pun berkembang.
Sedikitnya terdapat strategi quantum learning yang diajarkan yaitu : kekuatan pikiran anda tak terbatas, kekuatan AMBAK, menata pentas : lingkungan belajar yang tepat, memupuk sifat juara : apa yang akan anda lakukan jika anda tahu dan tak mungkin gagal?, menemukan gaya belajar anda, teknik mencatat tingkat tinggi, menulis dengan penuh percaya diri, upayakan keajaiban-keajaiban memori anda, melaju dengan kekuatan membaca, berfikir logis dan berfikir kreatif.